Sebagai ilustrasi, apabila Persiwa akan melakoni laga tandang maka mereka harus transit ke Bandara Sentani terlebih dulu. Lalu kemudian transit ke Kota Makassar atau Denpasar. Setelah itu baru lanjut ke kota yang dituju.
"Saya untuk level Divisi Utama minimal Rp 5 miliar. Alokasi terbesar adalah untuk transportasi, itu bisa sampe Rp 3 miliar selama satu musim dua putaran," ujar Manajer Persiwa, Agus Santoso saat dihubungi Bola.net, Jumat (22/4).
Agus mengungkapkan, alokasi dana transportasi tersebut sangat besar lantaran Persiwa tidak bisa menggunakan jalur darat pada saat akan menjalani laga tandang. Hal itu tentu berbeda dengan klub-klub sepakbola dari pulau jawa yang bisa menggunakan transportasi bus.
"Kami selalu menggunakan pesawat, itu yang membuat mahal," ungkap Agus.
Kendala itulah yang membuat Persiwa memilih untuk absen pada ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016. Meskipun PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator ISC bakal memberikan dana subsidi Rp400 juta untuk klub peserta ISC B.
"Rp 400 juta sangat tidak cukup bagi kami, karena kami transportasi semuanya pesawat," Agus mengakhiri. (fit/dzi)